SEKOLAH KEHIDUPAN


Pendidikan di Indonesia dan kemiskinan yang ada di dalamnya
Pendidikan di Indonesia selama ini hanya menjadi formalitas saja untuk membentuk sumber daya manusia di Indonesia. Tidak peduli bagaimana proses dan hasil pembelajaran formal tersebut yang terpenting adalah telah melaksanakan pendidikan di jenjang yang tinggi dan dapat dianggap hebat oleh masyarakat. Anggapan seperti itu juga yang menyebabkan efektifitas pengajaran di Indonesia sangat rendah. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Beberapa masalah efisiensi pendidikan di Indonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pengajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Hal ini juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Namun, permasalahan-permasalahan tersebut tidak hadir di sekolah yang diapit oleh hutan gersang yang terdapat di daerah Kubutambahan, Buleleng, Bali. SMA Negeri Bali Mandara adalah “sekolah kehidupan” yang menjadi solusi atas rendahnya sumber daya manusia yang dapat diciptakan oleh sekolah. Di sekolah ini, pendidikan menjadi solusi atas kemiskinan bangsa. Sekolah ini hadir dengan wajah yang berbeda dari pendidikan pada umumnya. Siswa-siswa yang diterima adalah putra putri bangsa yang secara jenjang ekonomi adalah kelas rendah namun layak untuk mengemban pendidikan yang berkualitas.
Benar saja hasil penelitian para pakar, bahwa kemiskinan berbanding lurus dengan kebodohan. Dengan tujuan mulia mencerdaskan anak bangsa yang terkhusus adalah anak-anak miskin menjadikan sekolah ini “berbeda” dari sekolah pada umumnya. Dari sistem pendidikan yang digunakan, jam kerja, sekolah dengan asrama, budaya yang diterapkan di sekolah sampai kegiatan-kegiatan yang menunjang untuk merangsang potensi siswa-siswa dirancang dengan baik dan mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan.

     Potret Sekolah Kehidupan
Sekolah kehidupan, begitulah nama yang pas untuk disandang oleh sekolah dengan banyak cerita kehidupan yang mengerubunginya. Kemiskinan memang sering menyuguhkan tentang cerita pilu, yang seringkali dari cerita-cerita tersebut kita lebih memaknai tentang hidup dan bagaimana mensyukuri setiap hal yang Tuhan berikan pada kita.
Siswa-siswa dengan latarbelakang ekonomi rendah, dan juga cerita-cerita menakjubkan yang dibawa seperti membaca novel tentang kisah kehidupan yang luar biasa. Bagaimana siswa-siswa tersebut selalu membawa kita untuk lebih bersyukur apalagi dengan bisa mengemban pendidikan yang bagi mereka adalah suatu anugrah bisa berada di sekolah tersebut dengan mengenyam pendidikan formal.
Atas pondasi yang ditanamkan kepada siswa-siswa yang baru diterima di sekolah ini, mencuatkan hasil yang sangat menyentuh batin setiap orang yang berkunjung ke sekolah tersebut. Bukan hanya materi pelajaran yang diajarkan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam sekolah kehidupan tersebut, namun nilai-nilai karakter yang ditanamkan di tiap-tiap siswa, sehingga ketika menginjakkan kaki pertama kali di sekolah ini terasa hangat di setiap sanubari. Sopan-santun, ramah tamah, berwibawa dan penuh sahaja dipancarkan lewat siswa-siswa yang menyambutdengan senyum manis tanpa paksa.
Setelah menjadi bagian dari sekolah ini, kita akan merasa memilikinya dan ingin menjaga tiap jengkal yang ada di sekolah ini. Sebab, atas dasar cinta yang selalu terpancar dari sudut-sudut sekolah membuat kita tak ingin sampai ada cacat ataupun hal-hal yang dapat merusak “kemewahan” dari sekolah kehidupan ini.
Sehingga sekolah kehidupan benar-benar hidup dan membawa kehidupan bagi siapapun yang berada di dalam sekolah tersebut. Meskipun siswa-siswa jauh dengan keluarga karena keadaanya mereka tinggal dalam asrama, tetapi mereka benar-benar merasa hidup, sebab budaya yang berlaku di sekolah tersebut sangat erat memegang budaya kekeluargaan.

       Membangun fondasi diri
Di sekolah kehidupan, siswa yang baru masuk yakni kelas X mengikuti beberapa tahap sebelum memulai pembelajaran belajar mengajar di kelas. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk membangun karakter dan memperkuat pondasi diri mereka. Setelah mereka dinyatakan lulus untuk masuk menjadi bagian sekolah kehidupan ini, mereka diwajibkan mengikuti Boot Camp yang diadakan selama tiga hari untuk menguji peserta didik baru apakah dapat beradaptasi dengan lingkungan di asrama, dan selama mengikuti kegiatan tersebut peserta didik baru melalui berbagai macam tes untuk mengasah potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Pada tahap ini peserta didik ditekankan akan budaya tentang religious, mandiri, sopan-santun, integritas dan nilai-nilai kebaikan lainnya yang akan menjadikan mereka menjadi pribadi yang dapat menjadi pemimpin di masa depan. Pantaslah, motto yang digunakan oleh sekolah ini adalah “Learn Today, Lead Tomorrow” yang maknanya adalah belajar hari ini untuk memimpin di masa yang akan datang.
Menjadi pendidik di sekolah kehidupan ini siap-siap sebagi model yang akan digugu dan ditiru. Sebab, siswa siswi yang ada di sekolah ini sangat membutuhkan sosok model yang dapat menginspirasinya dan memotivasinya setiap saat. Maka beratlah peran pendidik, karena bukan hanya mentransfer materi pelajaran kepada siswa namun juga mampu mendidik dan mengubah siswa baik dari pengetahuan maupun dari sikap yang dimiliki sehingga nantinya dapat menjadi seseorang yang dapat diteladani pula oleh teman sejawat maupun orang lain yang melakukan interaksi dengan mereka.
Alangkah senangnya, ketika apa yang kita lakukan sebagai pendidik di sekolah ini sangat diperhatikan oleh siswa-siswi, baik dari cara berpakaian, cara berbicara, cara menyampaikan materi sampai pada bagaimana kita menanggapi dan memperhatikan siswa-siswi. Membangun interaksi bukan hanya di kelas saja, namun juga membangun interaksi di luar kelas. Memperhatikan bagaimana keadaan siswa, apakah ada masalah atau kendala apa yang sedang ia hadapai. Di sini peran pendidik sangat dibutuhkan.
Pernah suatu hari, saat meminta evaluasi pembelajaran di akhir pelajaran, siswa siswi menulis pesan. Sebagai pendidik di sekolah kehidupan ini, saya amat senang karena merasa berhasil menjadi bagian dari kehidupan mereka. Sebab, ada beberapa siswa yang menulis pesan dan berlanjut ingin mengutarakan masalah yang dihadapinya di sekolah. Sehingga siswa ini sangat membuthkan bantuan saya dan nasihat saya sebagi pendidik. Di sini, saya merasa menjadi sahabat mereka, bagaimana kami berbicara layaknya sahabat yang mengeluhkan peluhnya dengan sahabatnya.
Maka, sekolah kehidupan memberi dinamika indah dalam dunia pendidikan. Dari menawarkan solusi untuk Negara dengan memberantas kemiskinan lewat pendidikan, menyiapkan sumber daya manusia yang dapat menjadi pemimpin di masa depan dengan karakter yang tertancap dalam diri mereka dengan pembiasaan selama tiga tahun di sekolah tersebut, sampai pada menciptakan susasana kekeluargaan dalam lingkungan sekolah karena sekolah yang bersifat asrama dan mampu membangun kedekatan antara siswa dan guru secara personal.
Sekolah kehidupan adalah potret pendidikan sejati yangdibutuhkan negara Indonesia, karena dengan adanya sekolah kehidupan seperti ini, kita dapat memaknai hidup dari sebuah sekolah yang biasanya hanya terjadi formalitas dan transfer ilmu saja dari guru kepada siswa atau peserta didiknya.

Oleh: Arnum Hardiyanti Anjani



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebenaran dan Kebetulan